Malam ini sama seperti jutaan malam yang telah berlalu di
belantara hijau sumatra..Macca dan Macci nampak tertidur pulas di pelukan
tigris istriku, nampak wajah wajah polos yang begitu hangat di mataku..
Malam
ini mereka tertidur pulas dan mungkin sedang bermimpi tentang hari esok yang
indah di belantara ini.. Macca dan macci entah mereka sedang bermimpi apa hanya
sesekali terdengar igauan yang tak jelas dari racauan mereka.
Istriku tigris
mungkin sedang bermimpi tentang rusa gemuk yang mudah kami dapatkan hingga
macca dan macci tak perlu menungguku pulang membawa hewan buruan yang kini
sudah tak menentu aku dapatkan..
Jangan kan hewan buruan, sekarang kamipun
merupakan target buruan dari para penjahat penjahat yang berkeliaran di habitat
kami. Apa salah kami wahai tuan Pemburu dan tuan Penebang kayu, ini rumah kami
tempat kami dilahrikan dan dibesarkan oleh orang tua kami, apakah kalian tidak
puas dengan menghabisi dua saudaraku di Jawa dan di Bali.
Apakah kalian sangat rakus dan tanpa perasaan sama sekali, seenaknya datang tebang bunuh dan musnahkan..sungguh tak pantas sekali kalian ada di muka bumi ini, hati kalian penuh dengan nafsu untuk menguasai belantara ini dan membunuh bangsa kami yang kalian anggap sebagi penjahat nomor satu di rimba ini, apa tidak terbalik wahai tuan tuan ??
Sekali lagi.... Apa salah kami wahai tuan Pemburu dan Tuan penebang
kayu ???..Apa kalian tidak lihat anak istriku yang tertidur pulas di belantara
ini, coba lihat dan perhatikan wajah mereka, lihatlah wajah wajah yang sedang
terlelap tanpa beban itu..lihatlah betapa bahagia aku dan mereka hidup
disini..kenapa..?? kenapa kalian usik aku dan keluargaku!!!