Friday 21 September 2018

Tatar Sunda dan Simbol Maung

Di dalam kebudayaan Sunda ( Tatar Sunda ) simbol Maung atau Harimau berkaitan erat dengan kebudayaan dan eksistensi masyarakat Sunda. Simbol Maung menjadi unsur penting hampir didalam setiap aspek kehidupan masyarakat Sunda, seperti nama daerah, Panji kebesaran dan kebanggaan Kodam Siliwangi dan Polda Jabar hingga Maung Bandung julukan bagi klub sepak bola kebanggaan warga kota Bandung.

Simbol maung dalam masyarakat Sunda terkait erat dengan legenda moksanya Prabu Siliwangi dan Kerajaan Pajajaran yang dipimpinnya. Konon menurut cerita untuk menghindari pertumpahan darah dengan anak cucunya yang telah memeluk Islam, Prabu Siliwangi beserta seluruh pengikutnya yang setia memilih untuk menyingkir ke daerah Sancang dan kemudian dipercaya ia dan seluruh abdi dalemnya berubah menjadi Harimau penunggu hutan Sancang. Berdasarkan kepercayaan yang hidup di sebagian masyarakat Sunda Prabu Siliwangi tidak mati dan tetap hidup untuk melindungi Bumi Pasundan hingga saat ini.


Mitos yang bagi sebagian masyarakat Sunda adalah fakta sejarah dengan beragam versi penyampaian menjadi semacam keyakinan bahwa Prabu Siliwangi telah bermetamorfosa menjadi maung (harimau)
Pertanyaan apakah benar beliau Moksa ? Apakah memang kenyataannya Prabu Siliwangi yang gagah perkasa itu tidak pernah mati? Faktanya, hingga kini masih banyak masyarakat Sunda (bahkan juga yang non-Sunda) meyakini perubahan wujud Prabu Siliwangi menjadi harimau adalah benar adanya. Pernyataan-pernyataan yang dikait-kaitkan dengan faktor ghaib dan cerita yang turun temurun dari generasi ke generasi dengan ribuan versi ternyata menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi masyarakat Sunda pada khususnya.

Masyarakat Sunda terutama para praktisi spiritual menyakini bahwa sosok ghaib Harimau putih yang kerap mereka jumpai dalam ritual mereka adalah penjelmaan Prabu Siliwangi. Menurut kesaksian beberapa praktisi supra natural Kehadiran Maung yang selalu menyertai sosok ghaib Prabu Siliwangi adalah sosok beliau sendiri dan para pengawalnya. Maung yang menjelma menjadi mitos kuat ini juga memiliki kajian filosifis yang tinggi bagi masyarakat Sunda pada umumnya.

Maung melambangkan keperkasaan dan kegagahan orang orang sunda, yang tidak pernah takluk oleh kerajaan manapun selain oleh orang orang Sunda sendiri. ( macan hanya takluk oleh macan ) Sedang warna putih yang kerap di sematkan kepada Prabu Siliwangi ( Macan Putih ) adalah ketulusan dan kebersihan hati seorang yang memiliki kebesaran dan kekuatan hati dalam melawan noktah-noktah hitam perjalanan hidupnya.

Sedang untuk penampakan harimau belang kuning ( pengikut setia Prabu Siliwangi ) melambangkan kehati hatian manusia dalam mengikuti junjungannya ( hawa nafsunya ) hingga kegagahan dan keperkasaan yang dimilikinya tidak digunakan untuk melakukan perbuatan yang semena mena  dan kejam kepada sesamanya. Hal ini berkaitan erat antara  nafsu dan hati nurani manusia sebagaimana dicontohkan oleh Harimau Putih ( Prabu siliwangi )dan para pengikutnya tentang kesetiaan dan ketulusan yang tanpa batas hingga mereka mampu menembus dua alam berbeda dan tetap mengabdi didalam kesucian dan ketulusan hatinya.

Mitos kuat ini sebenarnya tidak bermasalah selama menjadi sebuah kekuatan bagi kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga nilai nilai kebenaran didalam perbuatan.
Prabu Siliwangi sebagai symbol dari kebesaran dan kearifan masyarakat Sunda telah menjadi legenda yang akan selalu diteruskan dan diturunkan dari generasi ke generasi. Raja besar yang mampu menyatukan Tatar Sunda dibawah satu Panji kebesaran Pajajaran

-----------------------------------à  BERSAMBUNG