Wednesday, 26 September 2018

Macan Tutul Sri Lanka ( Panthera Pardus Kotiya )

Macan tutul Sri Lanka (Panthera pardus kotiya) atau juga disebut macan tutul Ceylon, adalah salah satu subspesies macan tutul asli daratan Sri Lanka. Hal ini pertama kali dijelaskan oleh ahli zoologi Sri Lanka, Deraniyagala pada tahun 1956. Pada tahun 2008, macan tutul Sri Lanka masuk dalam daftar merah hewan yang Terancam Punah oleh badan resmi dunia IUCN. Populasinya di alam liar pada tahun 2015 diperkirakan hanya mencapai 700 sampai 950 ekor saja.

Macan tutul Sri Lanka memiliki bulu tebal berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik gelap dan corak mawar yang rapat. Fisiknya lebih kecil dari macan tutul India. Betina dewasanya memiliki bobot rata-rata sekitar 29-30 kg dan memiliki panjang badan sekitar 1.04 dengan panjang ekornya mencapai 77.5 cm.  Bobot sang jantan sedikit lebih besar sekitar 56 kg bahkan dalam sebuah kasus pernah tercatat hingga mencapai 77 kg. sementara panjang badan sekitar 1.27 dengan ekor bisa mencapai panjang 86-97 cm.

Dalam sebuah catatan khusus yang bersumber dari BBC London, macan tutul Sri Lanka berevolusi menjadi salah satu subspesies macan tutul yang cukup besar dengan bobot mencapai hampir 100 kg,. hal dimungkinkan karena macan tutul Srilangka telah menjadi predator puncak tanpa persaingan dengan spesies kucing liar besar lainnya didalam territorial endemiknya. Macan tutul seperti pada umumnya sangat mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan tak terkecuali macan tutul Sri Lanka yang dapat hidup disemua ekosistem seluruh pulau.

Macan tutul Sri Lanka tidak jauh berberda dengan subspesies macan tutul lainnya. Mereka adalah hewan dan pemburu soliter kecuali betina-betina muda kadang mereka terlihat berkelompok sebelum akhirnya berpisah dan memiliki teritorialnya sendiri. Macan tutul pada umumnya gemar berburu di malam hari tetapi juga sangat aktif disaat fajar dan senja dan beberapa kasus di sianghari. Karena macan tutul adalah predator puncak di Sri Lanka maka ia tidak perlu melindungi mangsanya atau membawa mangsanya ke pepohonan.

Dalam berburu Macan tutul Sri Lanka bergerak dengan sangat lihat dan sunyi saat mengintai mangsanya. Dia akan bergerak secepat kilat setelah sang mangsa telah masuk dalam jarak lesetan terkamannya. Biasanya sang korban akan tewas atau lemas tak berdaya setelah mengalami serangan maut di bagian tenggorokan. Seperti kebanyakan macan tutul dimanapun wilayah endemiknya hewan ini adalah hewan yang sangat licik dan oportunis, dia tidak hanya memangsa mamalia besar tetapi juga  mamalia kecil, burung, reptil, dan juga hewan yang lebih besar.

Hilangnya habitat atau perubahan fungsi hutan serta tingginya angka perburuan di Srilangka telah menyebabkan berkurangnya populasi macan tutul secara drastic. Proyek konservasi Leopard di bawah Wilderness and Wildlife Conservation Trust (WWCT) yang bekerja sama dengan Pemerintah Sri Lanka telah berhasil menekan jumlah kematian macan tutul secara signifikan. Proyek ini berjalan semakin baik setelah mendapat dukungan penuh dari masyarakat Konservasi Satwa Liar Sri Lanka yang ikut serta dalam peran aktif untuk menjaga kelestarian hidup habitan dan populasi macan tutul dari kepunahan.