Wednesday, 26 September 2018

Macan Tutul Persia ( Panthera pardus Saxicolor )


Macan tutul Persia (Panthera pardus tulliana atau Panthera pardus Ciscaucasica dan Panthera pardus Saxicolor ) terdaftar sebagai hewan kristis Terancam Punah didalam Daftar Merah IUCN.  Populasi diperkirakan terus menurun setiap tahunnya. Macan tutul Persia berukuran besar dengan bobot tubuhnya bisa mencapai 60 kg dan panjang tubuhnya bisa mencapai 158 cm. Sedangkan panjang ekornya bisa mencapai 94 cm. Mereka rata-rata memiliki mantel bulu yang berwarna terang dengan bervariasi warna pucat dan gelap.

Macan tutul Persia juga bersifat soliter dan territorial. Umumnya mereka aktif dimalam hari walaupun dalam kasus-kasus tertentu mereka juga terlihat aktif siang hari. Insting juga mendorong mereka untuk menghindari daerah-daerah dengan musim salju yang panjang dan daerah-daerah yang dekat dengan pembangunan perkotaan.

Sebagai spesies yang mudah beradaptasi habitat mereka meliputi wilayah yang terdiri dari padang rumput subalpine, hutan berdaun lebar dan lereng berbatu, stepa gunung, dan hutan juniper yang jarang di Lesser Caucasus Iran. Hanya beberapa populasi kecil dan terpencil yang tersisa di seluruh habitat alamiahnya. Habitat yang sesuai di setiap negara rentang terbatas dan paling sering terletak di daerah perbatasan terpencil.

Mangsa macan tutul Persia sangatlah bervariasi tergantung pada habita alami yang ditinggalinya. Sebagai oportunis sejati terutama di wilayah Iran dan Armenia selatan mamalia besar adalah mangsa utamanya seperti bezoar ibex, domba liar, babi hutan, rusa roe dan goirered gazelle. Ia juga memangsa mamalia yang lebih kecil seperti landak jambul India dan kelinci Eropa.

Kadang-kadang menyerang ternak dan menggiring anjing. Di Iran, keberadaan macan tutul sangat berkorelasi dengan keberadaan kambing liar dan domba liar. Serangan oleh macan tutul pada onager juga pernah dicatat dalam sebuah jurnal.

Kini macan tutul Persia terancam oleh perburuan liar, ketersediaan mangsa karena persaingan serta  invasi manusia dihabitat alamiahnya. ( Latihan militer, percobaan senjata serta konflik di daerah perbatasan ) selain itu aksi penggundulan hutan, kebakaran, ekspansi pertanian dan penggembalaan berlebihan serta pembangunan infrastruktur yang massive telah menjadi salah satu faktor penting penyebab berkurangnya populasi Macan Tutul Persia.

Manusia telah membuat peluang macan tutul persia untuk bertahan hidup di luar kawasan lindung tampak sangat tipis.  Kondisi kering intensif di beberapa area habitat macan tutul yang luas dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi spesies mangsa utama macan tutul seperti kambing liar dan domba liar. Angka kematian macan tutul di Iran mengungkapkan bahwa 71 macan tutul tewas antara 2007 dan 2011 di 18 provinsi.  70% diburu atau diracun dan 18% tewas karena tertabrak kendaraan di jalan raya.

Pada 1980-an pemerintah Iran sempat memagari wilayah habitat macan tutul Persia dengan ranjau anti-personil. Ranjau ranjau ini disebar secara sistematis di sepanjang bagian utara perbatasan Iran-Irak sebagai upaya keras untuk mencegah orang memasuki daerah itu. Hasilnya cukup signifikan, macan tutul bebas berkeliaran di daerah ini dan aman dari ancaman pemburu liar serta berbagai upaya ekspansi pengembangan industry manusia. Walaupun begitu ranjau ranjau darat itu telah merengut korban jiwa sebanyak dua orang akibat tindak tanduk mereka yang mengabaikan medan ranjau tersebut.

Pada tahun 2009, Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Macan Tutul Persia didirikan di Taman Nasional Sochi, di mana dua ekor macan tutul jantan dari Turkmenistan yang dikarantina sejak September 2009 dan dua ekor macan tutul betina dari Iran sejak Mei 2010 akan dikawinkan dan direncanakan  anak  Keturunan mereka akan dilepas ke alam liar di Cagar Alam Biosfer Caucasus.