Macan tutul Persia (Panthera pardus tulliana atau Panthera
pardus Ciscaucasica dan Panthera pardus Saxicolor ) terdaftar sebagai hewan
kristis Terancam Punah didalam Daftar Merah IUCN. Populasi diperkirakan terus menurun setiap
tahunnya. Macan tutul Persia berukuran besar dengan bobot tubuhnya bisa
mencapai 60 kg dan panjang tubuhnya bisa mencapai 158 cm. Sedangkan panjang
ekornya bisa mencapai 94 cm. Mereka rata-rata memiliki mantel bulu yang berwarna
terang dengan bervariasi warna pucat dan gelap.
Macan tutul Persia juga bersifat soliter dan territorial. Umumnya
mereka aktif dimalam hari walaupun dalam kasus-kasus tertentu mereka juga
terlihat aktif siang hari. Insting juga mendorong mereka untuk menghindari
daerah-daerah dengan musim salju yang panjang dan daerah-daerah yang dekat
dengan pembangunan perkotaan.
Sebagai spesies yang mudah beradaptasi habitat mereka
meliputi wilayah yang terdiri dari padang rumput subalpine, hutan berdaun lebar
dan lereng berbatu, stepa gunung, dan hutan juniper yang jarang di Lesser
Caucasus Iran. Hanya beberapa populasi kecil dan terpencil yang tersisa di
seluruh habitat alamiahnya. Habitat yang sesuai di setiap negara rentang
terbatas dan paling sering terletak di daerah perbatasan terpencil.
Mangsa macan tutul Persia sangatlah bervariasi tergantung
pada habita alami yang ditinggalinya. Sebagai oportunis sejati terutama di
wilayah Iran dan Armenia selatan mamalia besar adalah mangsa utamanya seperti
bezoar ibex, domba liar, babi hutan, rusa roe dan goirered gazelle. Ia juga
memangsa mamalia yang lebih kecil seperti landak jambul India dan kelinci
Eropa.
Kadang-kadang menyerang ternak dan menggiring anjing. Di Iran, keberadaan macan tutul sangat berkorelasi dengan keberadaan kambing liar dan domba liar. Serangan oleh macan tutul pada onager juga pernah dicatat dalam sebuah jurnal.
Kadang-kadang menyerang ternak dan menggiring anjing. Di Iran, keberadaan macan tutul sangat berkorelasi dengan keberadaan kambing liar dan domba liar. Serangan oleh macan tutul pada onager juga pernah dicatat dalam sebuah jurnal.
Kini macan tutul Persia terancam oleh perburuan liar,
ketersediaan mangsa karena persaingan serta
invasi manusia dihabitat alamiahnya. ( Latihan militer, percobaan
senjata serta konflik di daerah perbatasan ) selain itu aksi penggundulan hutan,
kebakaran, ekspansi pertanian dan penggembalaan berlebihan serta pembangunan
infrastruktur yang massive telah menjadi salah satu faktor penting penyebab
berkurangnya populasi Macan Tutul Persia.
Manusia telah membuat peluang macan tutul persia untuk
bertahan hidup di luar kawasan lindung tampak sangat tipis. Kondisi kering intensif di beberapa area
habitat macan tutul yang luas dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi
spesies mangsa utama macan tutul seperti kambing liar dan domba liar. Angka
kematian macan tutul di Iran mengungkapkan bahwa 71 macan tutul tewas antara
2007 dan 2011 di 18 provinsi. 70% diburu
atau diracun dan 18% tewas karena tertabrak kendaraan di jalan raya.
Pada 1980-an pemerintah Iran sempat memagari wilayah habitat
macan tutul Persia dengan ranjau anti-personil. Ranjau ranjau ini disebar
secara sistematis di sepanjang bagian utara perbatasan Iran-Irak sebagai upaya
keras untuk mencegah orang memasuki daerah itu. Hasilnya cukup signifikan, macan
tutul bebas berkeliaran di daerah ini dan aman dari ancaman pemburu liar serta
berbagai upaya ekspansi pengembangan industry manusia. Walaupun begitu ranjau
ranjau darat itu telah merengut korban jiwa sebanyak dua orang akibat tindak
tanduk mereka yang mengabaikan medan ranjau tersebut.
Pada tahun 2009, Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Macan
Tutul Persia didirikan di Taman Nasional Sochi, di mana dua ekor macan tutul
jantan dari Turkmenistan yang dikarantina sejak September 2009 dan dua ekor
macan tutul betina dari Iran sejak Mei 2010 akan dikawinkan dan
direncanakan anak Keturunan mereka akan dilepas ke alam liar di
Cagar Alam Biosfer Caucasus.