Macan tutul Afrika adalah salah satu jenis kucing yang besar
yang paling banyak memiliki keunikan yaitu spesies dengan variasi warna pada
tubuhnya. Variasi tersebut tergantung
pada daerah yang mereka tinggali. Bulu-bulu mereka bisa berwarna kuning pucat
emas atau cokelat dan kadang-kadang hitam, dan berpola seperti mawar hitam
sampai kepala, tungkai bawah dan perut yang terlihat dengan warna hitam solid.
Bobot macan tutul afrika jantan lebih besar, rata-rata 60 -
91 kg, sedangkan berat betina sekitar 35 - 40 kg. Panjang tubuh hingga ekornya
nyaris sama dengan macan tutul lainnya didunia.
Macan tutul Afrika ditemukan di sebagian besar sub-Sahara Afrika,
menduduki baik hutan hujan dan gurun gersang. Mereka ditemukan di semua habitat
dengan curah hujan tahunan dan dapat menembus daerah dengan kurang dari jumlah
ini curah hujan di sepanjang aliran sungai.
Macan tutul pada umumnya sangat mudah untuk beradaptasi termasuk
macan tutul Afrika sehingga mereka sering terlihat berkeliaran di pemukiman
warga akibat adanya perubahan pada habitat asli mereka. Penampakan macan tutul
diarea pemukiman memang kerap terjadi dan kadang menimbulkan konflik berdarah
antara manusia dan macan tutul.
Sebagai satwa yang paling mudah beradaptasi dengan
lingkungan macan tutul Afrika bisa dikatakan adalah penghuni berbagai habitat
di Afrika mulai dari habitat hutan pegunungan, padang rumput dan savana, tidak
termasuk padang pasir yang sangat berpasir. Mereka adalah yang paling berisiko
di daerah semi-gurun, di mana sumber daya yang langka sering mengakibatkan
konflik dengan petani nomaden dan ternak mereka.
Sebagai hewan nocturnal ( aktif dimalam hari ) Macan tutul
sangat aktif pada saat sore menjelang malam. Mereka memiliki kemampuan luar
biasa untuk beradaptasi dengan perubahan ketersediaan mangsa, dan memiliki
mangsa yang sangat luas. Mereka memangsa hewan pengerat, burung, antelop kecil
dan besar, Hyrax dan kelinci, babi hutan, rusa, jerapah, musang dan arthropoda.
Macan tutul sangat suka bersembunyi dan menguntit secara
dekat dan berada di jarak yang dekat dengan mangsnaya. Mereka membunuh saat
mangsanya lemas, meraih mangsanya dengan melumpuhkan bagian tenggorokan dengan
menggigit menggunakan rahang mereka yang kuat. Mereka jarang melawan predator
lain untuk makanan mereka, karena mereka mampu untuk mendapatkan mangsanya
dengan mudah.