Monday, 2 July 2018

Sepenggal Kisah Harimau Jawa


Halo Sobat Harimau dimanapun anda berada.… Kali ini penulis mencoba menuangkan beberapa kisah menarik yang bersumber dari alm. Kakek dan nenek saya ketika beliau masih tinggal di kampung halaman mereka masing-masing. Berdasarkan cerita yang masih melekat kuat dalam ingatan saya. Alm kakek saya kerap bercerita tentang kemunculan kucing besar ini disekitar rumahnya. Maklumlah..karena rumah Alm. kakekku berada di daerah Karang Gayam Kabupaten Gombong Jawa Tengah. Dan saat itu sekitar tahun 1918 sampai 1930 kakek masih tinggal dikampung sebelum akhirnya merantau ke Batavia ( Jakarta dimasa penjajahan Belanda. )

Populasi penduduk Jawa tentu tidak sepadat masa sekarang dan hutan hutan heterogen masih mendominasi seeantero Pulau Jawa dengan lebatnya. Alm Kakek kerap bercerita bahwa beliau kerap berjumpa dengan sang raja disaat matahari sudah mulai tenggelam. Disaat hari mulai meremang biasanya sang raja tak segan untuk bermain main disekitar kampung karena mungkin kampung tersebut masuk didalam wilayah jelajah sang raja.


Anehnya walaupun kaum wanita dan anak anak kerap ketakutan acap kali mendengarkan sang raja mengeluarkan aumannya tetapi tidak dengan kaum pria dewasanya. Karena menurut kepercayaan masyarakat jawa kuno, harimau tidak saja dianggap sebagai raja hutan tetapi kadang dianggap sebagai penjelmaan dari sosok sosok ghaib penjaga wilayah. Okelah kita anggap ini sebagai dongeng yang berbau mistis. Tetapi menurut penuturan beliau Harimau benar benar tidak mengangggu manusia apalagi sampai menyerang penduduk desa.

Karena wibawanya dan kepercayaan masyarakat Jawa pada saat itu harimau kerap dipanggil sebagi si Mbah. Gelar atau panggilan ini merujuk kepada sesuatu yang dituakan atau dihormati didalam tatanan sosial masyarakat Jawa pada saat itu bahkan mungkin sampai detik ini. Dengan pemberian gelar tersebut masyarakat Jawa pada jaman itu meyakini bahwa sang raja tidak akan meyerang atau bahkan melukai dirinya ketika mereka berjumpa secara tidak sengaja atau berpapasan fisik secara langsung dengan seekor harimau jawa. Dan lagi lagi anehnya si Mbah benar benar tidak akan menyerang manusia yang memanggilnya dengan sebutan tersebut.

Hubungan baik antar masyarakat pedesaan Jawa dengan sang raja bisa dibilang sangatlah harmonis. Selain fungsi alamiahnya sebagai pemuncak rantai makanan harimau juga dikenal sebagai pelindung dan lambang keperkasaan sebuah daerah. Hanya untuk wilayah tertentu saja harimau jawa pada masanya banyak mengalami penderitaan yang luar biasa. Oleh karena itu barang siapa yang tidak mengganggu harimau maka si Mbah juga tidak akan mengganggunya.
Bersambung..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................