Halo Sobat Harimau dimanapun anda berada.… Kali ini penulis
mencoba menuangkan beberapa kisah menarik yang bersumber dari alm. Kakek dan
nenek saya ketika beliau masih tinggal di kampung halaman mereka masing-masing.
Berdasarkan cerita yang masih melekat kuat dalam ingatan saya. Alm kakek saya
kerap bercerita tentang kemunculan kucing besar ini disekitar rumahnya.
Maklumlah..karena rumah Alm. kakekku berada di daerah Karang Gayam Kabupaten
Gombong Jawa Tengah. Dan saat itu sekitar tahun 1918 sampai 1930 kakek masih
tinggal dikampung sebelum akhirnya merantau ke Batavia ( Jakarta dimasa
penjajahan Belanda. )
Populasi penduduk Jawa tentu tidak sepadat masa sekarang dan
hutan hutan heterogen masih mendominasi seeantero Pulau Jawa dengan lebatnya.
Alm Kakek kerap bercerita bahwa beliau kerap berjumpa dengan sang raja disaat
matahari sudah mulai tenggelam. Disaat hari mulai meremang biasanya sang raja
tak segan untuk bermain main disekitar kampung karena mungkin kampung tersebut
masuk didalam wilayah jelajah sang raja.
Anehnya walaupun kaum wanita dan anak anak kerap ketakutan
acap kali mendengarkan sang raja mengeluarkan aumannya tetapi tidak dengan kaum
pria dewasanya. Karena menurut kepercayaan masyarakat jawa kuno, harimau tidak
saja dianggap sebagai raja hutan tetapi kadang dianggap sebagai penjelmaan dari
sosok sosok ghaib penjaga wilayah. Okelah kita anggap ini sebagai dongeng yang berbau
mistis. Tetapi menurut penuturan beliau Harimau benar benar tidak mengangggu
manusia apalagi sampai menyerang penduduk desa.
Karena wibawanya dan kepercayaan masyarakat Jawa pada saat
itu harimau kerap dipanggil sebagi si Mbah. Gelar atau panggilan ini merujuk
kepada sesuatu yang dituakan atau dihormati didalam tatanan sosial masyarakat
Jawa pada saat itu bahkan mungkin sampai detik ini. Dengan pemberian gelar
tersebut masyarakat Jawa pada jaman itu meyakini bahwa sang raja tidak akan
meyerang atau bahkan melukai dirinya ketika mereka berjumpa secara tidak
sengaja atau berpapasan fisik secara langsung dengan seekor harimau jawa. Dan
lagi lagi anehnya si Mbah benar benar tidak akan menyerang manusia yang
memanggilnya dengan sebutan tersebut.
Hubungan baik antar masyarakat pedesaan Jawa dengan sang
raja bisa dibilang sangatlah harmonis. Selain fungsi alamiahnya sebagai pemuncak
rantai makanan harimau juga dikenal sebagai pelindung dan lambang keperkasaan
sebuah daerah. Hanya untuk wilayah tertentu saja harimau jawa pada masanya
banyak mengalami penderitaan yang luar biasa. Oleh karena itu barang siapa yang
tidak mengganggu harimau maka si Mbah juga tidak akan mengganggunya.
Bersambung..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................