Alm Kakekku juga kerap menuturkan bahwa harimau itu benar
benar mahluk yang berjiwa kesatria hingga kita dilarang untuk memunggungi
harimau jika kita berjumpa dengan hewan tersebut. Sebagai seorang ksatria Jawa
maka siapapun yang tanpa sengaja berhadapan dengan penguasa rimba tersebut
diharuskan untuk menunjukan wibawanya karena apabila kita memunggunginya
apalagi sampai ketakutan dan melarikan diri maka sang raja akan mengganggap
kita sebagai pengecut dan layak dimangsa sebagaimana mangsa buruannya.
Kakekku juga kerap bercerita bahwa harimau itu bukanlah mahluk
sembarangan. Para harimau dipercaya memiliki pemimpin yang yang kerap disebut sebagai
Tumenggung Bahu Reksa yaitu Raja nya para harimau dengan wujud yang berbeda
yaitu seekor harimau besar yang kerap menampakan dirinya sebagai Harimau Putih
yang sangat gagah. Harimau Putih ini kerap dianggap oleh masyarakat sekitar
sebagai rajanya para harimau.
Selain itu karena harmoni alam dan penduduk desa masih
sangat harmonis maka apabila ada penduduk yang ingin membabat hutan sebagai ladang
atau untuk perluasan wilayah dan pembuatan jalan maka sebelum hal itu dilakukan
masyarakat pada umumnya akan melakukan ritual mistis terlebih dahulu.
Yaitu sebuah
acara yang diadakan oleh masyarakat dengan bentuk berbagai macam sesaji dan doa
doa yang dipimpin seorang alim yang dianggap sebagai sesepuh desa dan memiliki
kelebihan spiritual tertentu. Acara ini ditujukan selain sebagai selamatan juga
sebagai lambang persahabatan antara manusia dan harimau yang hidup saling
berdampingan dan saling menghargai satu sama lainnya.
Konon menurut kepercayaan masyarakat jawa pada
saat itu harimau sebenarnya sangat tidak ingin berjumpa manusia karena apabila
mereka menjumpai kita mereka akan mendapat sial dan akan kesulitan mendapatkan
mangsa selama masa periode tertentu. Itulah mengapa kata kakekku kerap berkata apabila
ada manusia yang tidak dimakan macan berarti bukan julungnya dia dimakan macan
( julungnya hingga saat ini penulis belum mengetahui makna sebenarnya ) tetapi
apabila ada yang diserang kemudian dimangsa oleh harimau maka manusia tersebut
adalah julung sang macan dan sang macan sendiri akan mengalami kesialan yang tak kalah
buruknya dengan manusia yang telah dimangsanya.
Selain itu berdasarkan pada cerita dan pengalaman alm nenek
yang juga memiliki masa yang tak jauh berbeda dengan alm. kakekku. Beliau bercerita : Pada suatu saat ada seekor harimau yang masuk
kampung dan terjebak oleh jebakan babi hutan seorang penduduk desa. Harimau tersebut
nampak sangat kesakitan dan terluka parah tetapi tak seorangpun berani untuk
mendekati dan menolongnya. Hingga singkat cerita alm kakek buyutku yang
memiliki kelebihan spiritual tertentu kemudian mendekati dan kemudian
membebaskan harimau tersebut dari jebakan, tidak hanya itu dengan kemampuan
spiritualnya alm kakek buyutku juga mampu untuk menjinakkan sang harimau untuk
kemudian dibawa dan dirawat hingga sembuh dirumahnya.
Setelah beberapa hari merawat sang raja maka harimau tersebutpun
pulih kembali, kakek buyutkupun segera melepaskan sang harimau dengan mengelus
elus kepalanya. Seperti ada komunikasi yang kuat antara kakek buyutku dengan
sang harimau. Sang raja pun segera pergi melesat kedalam hutan dengan auman
yang cukup menggelegar. Kakek buyutpun tersenyum dan kemudian masuk kembali
kedalam rumah. Sementara alm nenek dan nenek buyutku serta berapa orang
penduduk desa yang rumahnya berdekatan hanya berani menyaksikan pemandangan
tersebut dibalik bilik jendela rumah masing masing.
Setelah beberapa hari berlalu tiba tiba pada suatu malam
terdengar suara yang cukup gaduh dari depan rumah kakek buyutku. Suara brag..breg
brag terdengar sampai beberapa kali dari dalam rumah. Karena cukup mencurigakan
alm kakek buyutku segera mengambil tombak dan keris pusakanya sebelum bergegas
pergi ke muka rumah. Setelah pintu depan terbuka ternyata terdapat sebuah
pemandangan yang cukup mengagetkan karena ternyata suara brag-breg yang berasal
dari depan rumah adalah suara jatuhnya beberapa kijang yang dalam keadaan terluka
parah terletak persis di depan pintu rumah kakek buyutku.
Dengan tersenyum kemudian kakekku segera memeriksa halaman
dan kemudian dengan tenang beliau berkata terima kasih ya nduk.. ternyata yang
dipanggil nduk adalah seekor harimau betina yang telah beliau selamatkan
beberapa hari yang lalu. Harimau tersebut tampak mengibas ngibaskan ekornya
kemudian bersama dua ekor anaknya segera beranjak pergi meninggalkan pekarangan
kakekku menuju lebatnya rimba raya.
Kisah ini diambil dari cerita Alm kakek & Neneku.