Monday, 2 July 2018

Sepenggal Kisah Harimau Jawa ( Tamat )


Alm Kakekku juga kerap menuturkan bahwa harimau itu benar benar mahluk yang berjiwa kesatria hingga kita dilarang untuk memunggungi harimau jika kita berjumpa dengan hewan tersebut. Sebagai seorang ksatria Jawa maka siapapun yang tanpa sengaja berhadapan dengan penguasa rimba tersebut diharuskan untuk menunjukan wibawanya karena apabila kita memunggunginya apalagi sampai ketakutan dan melarikan diri maka sang raja akan mengganggap kita sebagai pengecut dan layak dimangsa sebagaimana mangsa buruannya.

Kakekku juga kerap bercerita bahwa harimau itu bukanlah mahluk sembarangan. Para harimau dipercaya memiliki pemimpin yang yang kerap disebut sebagai Tumenggung Bahu Reksa yaitu Raja nya para harimau dengan wujud yang berbeda yaitu seekor harimau besar yang kerap menampakan dirinya sebagai Harimau Putih yang sangat gagah. Harimau Putih ini kerap dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai rajanya para harimau.

Selain itu karena harmoni alam dan penduduk desa masih sangat harmonis maka apabila ada penduduk yang ingin membabat hutan sebagai ladang atau untuk perluasan wilayah dan pembuatan jalan maka sebelum hal itu dilakukan masyarakat pada umumnya akan melakukan ritual mistis terlebih dahulu. 

Yaitu sebuah acara yang diadakan oleh masyarakat dengan bentuk berbagai macam sesaji dan doa doa yang dipimpin seorang alim yang dianggap sebagai sesepuh desa dan memiliki kelebihan spiritual tertentu. Acara ini ditujukan selain sebagai selamatan juga sebagai lambang persahabatan antara manusia dan harimau yang hidup saling berdampingan dan saling menghargai satu sama lainnya.

Konon menurut kepercayaan masyarakat jawa pada saat itu harimau sebenarnya sangat tidak ingin berjumpa manusia karena apabila mereka menjumpai kita mereka akan mendapat sial dan akan kesulitan mendapatkan mangsa selama masa periode tertentu. Itulah mengapa kata kakekku kerap berkata apabila ada manusia yang tidak dimakan macan berarti bukan julungnya dia dimakan macan ( julungnya hingga saat ini penulis belum mengetahui makna sebenarnya ) tetapi apabila ada yang diserang kemudian dimangsa oleh harimau maka manusia tersebut adalah julung sang macan dan sang macan sendiri  akan mengalami kesialan yang tak kalah buruknya dengan manusia yang telah dimangsanya.

Selain itu berdasarkan pada cerita dan pengalaman alm nenek yang juga memiliki masa yang tak jauh berbeda dengan alm. kakekku.  Beliau bercerita :  Pada suatu saat ada seekor harimau yang masuk kampung dan terjebak oleh jebakan babi hutan seorang penduduk desa. Harimau tersebut nampak sangat kesakitan dan terluka parah tetapi tak seorangpun berani untuk mendekati dan menolongnya. Hingga singkat cerita alm kakek buyutku yang memiliki kelebihan spiritual tertentu kemudian mendekati dan kemudian membebaskan harimau tersebut dari jebakan, tidak hanya itu dengan kemampuan spiritualnya alm kakek buyutku juga mampu untuk menjinakkan sang harimau untuk kemudian dibawa dan dirawat hingga sembuh dirumahnya.

Setelah beberapa hari merawat sang raja maka harimau tersebutpun pulih kembali, kakek buyutkupun segera melepaskan sang harimau dengan mengelus elus kepalanya. Seperti ada komunikasi yang kuat antara kakek buyutku dengan sang harimau. Sang raja pun segera pergi melesat kedalam hutan dengan auman yang cukup menggelegar. Kakek buyutpun tersenyum dan kemudian masuk kembali kedalam rumah. Sementara alm nenek dan nenek buyutku serta berapa orang penduduk desa yang rumahnya berdekatan hanya berani menyaksikan pemandangan tersebut dibalik bilik jendela rumah masing masing.

Setelah beberapa hari berlalu tiba tiba pada suatu malam terdengar suara yang cukup gaduh dari depan rumah kakek buyutku. Suara brag..breg brag terdengar sampai beberapa kali dari dalam rumah. Karena cukup mencurigakan alm kakek buyutku segera mengambil tombak dan keris pusakanya sebelum bergegas pergi ke muka rumah. Setelah pintu depan terbuka ternyata terdapat sebuah pemandangan yang cukup mengagetkan karena ternyata suara brag-breg yang berasal dari depan rumah adalah suara jatuhnya beberapa kijang yang dalam keadaan terluka parah terletak persis di depan pintu rumah kakek buyutku.  

Dengan tersenyum kemudian kakekku segera memeriksa halaman dan kemudian dengan tenang beliau berkata terima kasih ya nduk.. ternyata yang dipanggil nduk adalah seekor harimau betina yang telah beliau selamatkan beberapa hari yang lalu. Harimau tersebut tampak mengibas ngibaskan ekornya kemudian bersama dua ekor anaknya segera beranjak pergi meninggalkan pekarangan kakekku menuju lebatnya rimba raya.

Kisah ini diambil dari cerita Alm kakek & Neneku.