Dalam mitologi masyarakat Jawa ada legenda yang cukup
dipercaya hingga saat ini. Masyarakat jawa kuno percaya bahwa kucing adalah
neneknya harimau. Konon menurut kisah kisah mitologi yang ada di dalam hutan
para harimau memiliki komunitas khusus dan berwujud layaknya seperti manusia. Legenda
ini berawal dari kisah dua ekor harimau. Yaitu nenek dan cucu dikisahkan pada
suatu hari sang nenek pergi ke kampung untuk meminta api kepada penduduk,
sementara cucunya yang juga seekor harimau disuruh menunggu di hutan.
Sang nenek yang telah berubah wujud menjadi seekor kucing
segera bergegas menuju kampung namun ketika sang nenek tiba di kampung dan
masuk ke salah satu dapur milik warga desa, sang nenek tiba tiba mengendus sebuah
bau yang cukup lezat, ternyata setelah diselidiki sumber bau tersebut bersumber
dari sebuah tungku yang sedang membakar terasi udang. Bau yang menggiurkan
serta rasa yang unik membuat sang nenek enggan kembali lagi kedalam hutan.
Akibatnya kejadian ini kucing yang merupakan penjelmaan
harimau tua itu merasa kerasan dan betah untuk tinggal bersama penduduk desa. Sang
nenek menemui cucunya dan berpesan untuk kembali kehutan sedangkan dia akan
tetap berada didalam desa. Mulanya sang cucu enggan untuk kembali tetapi karena
melihat keseriusan sang nenek akhirnya sang cucu mengalah dan kembali ke hutan
tanpa sosok neneknya yang telah berubah wujud menjadi seekor kucing.
Mitologi ini cukup berpengaruh didalam masyarakat jawa pada
umumnya hingga apabila ada harimau masuk desa maka terkadang timbul angapan
bahwa sang harimau sedang menjenguk leluhurnya. (neneknya ). Mereka percaya
hrimau tersebut tidak akan memangsa ternak apalagi sampai menyerang dan
memangsa warga desa. Walaupan fakta
dilapangan kadang bertolak belakang namun masyarakat jawa secara umum tetap
teguh memegang kepercayaan ini.
Menurut penuturan
beberapa pemangku adat “Tidak ada ceritanya harimau jawa memakan manusia dalam
sejarah jawa, karena ada perjanjian antara harimau dan manusia. Jika harimau
jawa memakan manusia maka mereka akan kehilangan rejeki selama 40 hari atau
terkena kutukan.”
Atau apabila kita menemukan anak harimau, dan kita memperlakukannya dengan baik lalu kita kembalikan kedalam hutan maka induk harimau tersebut akan membalas budi.
Jika ada orang menemukan anak harimau di hutan dan memberikan kalung bawang
putih dan bawang merah kepada si anak harimau, maka malamnya sang induk harimau
akan mendatangi rumah orang tersebut sambil membawa daging rusa dan diletakkan
di depan pintu dengan maksud membalas budi.
Masih menurut penuturan beliau. "Harimau jawa merupakan sosok raja hutan yang bijaksana dan
tidak serakah. Mereka tidak mau mengganggu manusia dan tidak mau memangsa
ternak. Karena mereka memiliki komunitas di hutan dan memiliki aturan seperti
layaknya manusia. Kini harimau jawa tinggal kenangan dan kisah-kisahnya tetap
dikenang oleh sebagian warga."