Friday, 6 July 2018

Legenda Masyarakat Jawa. Kisah Harimau dan Kucing.


Dalam mitologi masyarakat Jawa ada legenda yang cukup dipercaya hingga saat ini. Masyarakat jawa kuno percaya bahwa kucing adalah neneknya harimau. Konon menurut kisah kisah mitologi yang ada di dalam hutan para harimau memiliki komunitas khusus dan berwujud layaknya seperti manusia. Legenda ini berawal dari kisah dua ekor harimau. Yaitu nenek dan cucu dikisahkan pada suatu hari sang nenek pergi ke kampung untuk meminta api kepada penduduk, sementara cucunya yang juga seekor harimau disuruh menunggu di hutan.

Sang nenek yang telah berubah wujud menjadi seekor kucing segera bergegas menuju kampung namun ketika sang nenek tiba di kampung dan masuk ke salah satu dapur milik warga desa, sang nenek tiba tiba mengendus sebuah bau yang cukup lezat, ternyata setelah diselidiki sumber bau tersebut bersumber dari sebuah tungku yang sedang membakar terasi udang. Bau yang menggiurkan serta rasa yang unik membuat sang nenek enggan kembali lagi kedalam hutan.

Akibatnya kejadian ini kucing yang merupakan penjelmaan harimau tua itu merasa kerasan dan betah untuk tinggal bersama penduduk desa. Sang nenek menemui cucunya dan berpesan untuk kembali kehutan sedangkan dia akan tetap berada didalam desa. Mulanya sang cucu enggan untuk kembali tetapi karena melihat keseriusan sang nenek akhirnya sang cucu mengalah dan kembali ke hutan tanpa sosok neneknya yang telah berubah wujud menjadi seekor kucing.

Mitologi ini cukup berpengaruh didalam masyarakat jawa pada umumnya hingga apabila ada harimau masuk desa maka terkadang timbul angapan bahwa sang harimau sedang menjenguk leluhurnya. (neneknya ). Mereka percaya hrimau tersebut tidak akan memangsa ternak apalagi sampai menyerang dan memangsa warga desa.  Walaupan fakta dilapangan kadang bertolak belakang namun masyarakat jawa secara umum tetap teguh memegang kepercayaan ini.  

Menurut penuturan beberapa pemangku adat “Tidak ada ceritanya harimau jawa memakan manusia dalam sejarah jawa, karena ada perjanjian antara harimau dan manusia. Jika harimau jawa memakan manusia maka mereka akan kehilangan rejeki selama 40 hari atau terkena kutukan.” 

Atau apabila kita menemukan anak harimau, dan kita memperlakukannya dengan baik lalu kita kembalikan kedalam hutan maka induk harimau tersebut akan membalas budi. Jika ada orang menemukan anak harimau di hutan dan memberikan kalung bawang putih dan bawang merah kepada si anak harimau, maka malamnya sang induk harimau akan mendatangi rumah orang tersebut sambil membawa daging rusa dan diletakkan di depan pintu dengan maksud membalas budi.

Masih menurut penuturan beliau. "Harimau jawa merupakan sosok raja hutan yang bijaksana dan tidak serakah. Mereka tidak mau mengganggu manusia dan tidak mau memangsa ternak. Karena mereka memiliki komunitas di hutan dan memiliki aturan seperti layaknya manusia. Kini harimau jawa tinggal kenangan dan kisah-kisahnya tetap dikenang oleh sebagian warga."