International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam situs resminya mengumumkan Harimau Jawa terakhir yang tercatat berada di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada 1976. Kepunahannya karena diburu dan hilangnya habitat dan mangsanya. Namun, bagi sebagian orang, masih ada yang meyakini Harimau Jawa tetap berkeliaran di hutan-hutan di Jawa meski dalam jumlah terbatas.
'
R. Wessing dalam tulisan lainnya berjudul “The Last Tiger in
East Java: Symbolic Continuity in Ecological Change” menggambarkan Harimau Jawa
merupakan hewan buas yang umum hidup di Jawa. Pada 1822, antara wilayah
Panarukan dan Banyuwangi jadi kawasan yang berbahaya bagi ternak milik
penduduk. Gesekan harimau dan manusia juga tak terlepas dari perubahan peta
ekonomi di Jawa, pada pertengahan abad ke-19. Pembukaan lahan hutan di Jawa
untuk perkebunan menghasilkan migrasi banyak manusia. Habitat harimau pun makin
terusik, sehingga harimau menyerang desa-desa. Harimau jadi pemangsa bagi
ternak juga manusia, rata-rata membunuh 2.500 orang per tahun.
Pada 1822, pemerintah kolonial mulai mempekerjakan para
pemburu harimau, yang berdampak pada populasi Harimau Jawa. Hingga awal 1940-an
jumlah Harimau Jawa diperkirakan tinggal 200-300 ekor. Setelah era perang dunia
kedua, keberadaan Harimau Jawa makin kritis. Meski demikian pada 1960, seekor
Harimau Jawa sempat ditembak mati di Banyuwangi, Jawa Timur. Namun setelah itu,
keberadaan Harimau Jawa cepat menghilang dari hutan-hutan di Jawa.
Sebagian ahli satwa liar meyakini Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur sebagai habitat terakhir bagi Harimau Jawa. Setidaknya hingga tahun 1980-an, 3 ekor Harimau Jawa diperkirakan masih hidup di sana. Ukuran tubuh rata-rata Harimau Jawa lebih besar dari Harimau
Sumatera dan Harimau Bali. Bahkan sedikit lebih besar dari Harimau Malaya
dengan panjang rata-rata 200-245 cm. Berat jantan berkisar antara 100-140 kg
dan betina berkisar antara 75-115 kg.
Dibandingkan dengan subspesies lainnya, bentuk tubuh Harimau
Jawa termasuk yang paling unik dan sexy.
Kepala harimau Jawa terlihat kecil untuk ukuran badannya yang agak
besar, panjang dan ramping. Bentuk kepala juga lebih pipih dengan hidung yang
sempit dan panjang.
Warna kepala kuning kemerahan gelap dengan sedikit surai
yang tumbuh di dagu atau leher. Pipi di dominasi warna putih dengan 2 garis
loreng berwarna kontras yang tebal.
Leher Harimau Jawa terlihat lebih jenjang.
Kaki agak panjang dengan ukuran telapak kaki yang sangat besar. Pola belang Harimau Jawa juga unik dibandingkan subspesies
lainnya. Harimau Jawa memiliki jumlah belang yang paling banyak (dapat mencapai
total lebih dari 100 garis belang per ekor). Bentuk belangnya juga sangat tipis
dan panjang dengan jarak yang rapat terutama di bagian paha dan sekitarnya.
Anehnya lagi, belang Harimau Jawa hanya terkonsentrasi di
bagian belakang tubuh. Saat mencapai bagian perut, garis belang tampak
menghilang secara tiba-tiba. Setengah bagian perut hingga bagian depan pun
terlihat lebih polos dengan jumlah garis
belang yang minim.
Bersambung-----------------------------------------------------------------------------------------------------------