Sunday, 8 July 2018

Sekilas Tentang Harimau Jawa.

Pembukaan lahan pertanian akibat pertambahan penduduk yang pesat menyebabkan ruang hidup Harimau Jawa semakin terdesak. Akibatnya timbul konflik antara penduduk lokal dengan Harimau. Sejak saat itu nasib Harimau Jawa kian tak pasti dan hingga kini masih menjadi misteri.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam situs resminya mengumumkan Harimau Jawa terakhir yang tercatat berada di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada 1976. Kepunahannya karena diburu dan hilangnya habitat dan mangsanya. Namun, bagi sebagian orang, masih ada yang meyakini Harimau Jawa tetap berkeliaran di hutan-hutan di Jawa meski dalam jumlah terbatas.

' R. Wessing dalam tulisan lainnya berjudul “The Last Tiger in East Java: Symbolic Continuity in Ecological Change” menggambarkan Harimau Jawa merupakan hewan buas yang umum hidup di Jawa. Pada 1822, antara wilayah Panarukan dan Banyuwangi jadi kawasan yang berbahaya bagi ternak milik penduduk. Gesekan harimau dan manusia juga tak terlepas dari perubahan peta ekonomi di Jawa, pada pertengahan abad ke-19. Pembukaan lahan hutan di Jawa untuk perkebunan menghasilkan migrasi banyak manusia. Habitat harimau pun makin terusik, sehingga harimau menyerang desa-desa. Harimau jadi pemangsa bagi ternak juga manusia, rata-rata membunuh 2.500 orang per tahun.


Pada 1822, pemerintah kolonial mulai mempekerjakan para pemburu harimau, yang berdampak pada populasi Harimau Jawa. Hingga awal 1940-an jumlah Harimau Jawa diperkirakan tinggal 200-300 ekor. Setelah era perang dunia kedua, keberadaan Harimau Jawa makin kritis. Meski demikian pada 1960, seekor Harimau Jawa sempat ditembak mati di Banyuwangi, Jawa Timur. Namun setelah itu, keberadaan Harimau Jawa cepat menghilang dari hutan-hutan di Jawa.

Sebagian ahli satwa liar meyakini Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur sebagai habitat terakhir bagi Harimau Jawa. Setidaknya hingga tahun 1980-an, 3 ekor Harimau Jawa diperkirakan masih hidup di sana. Ukuran tubuh rata-rata Harimau Jawa lebih besar dari Harimau Sumatera dan Harimau Bali. Bahkan sedikit lebih besar dari Harimau Malaya dengan panjang rata-rata 200-245 cm. Berat jantan berkisar antara 100-140 kg dan betina berkisar antara 75-115 kg.

Dibandingkan dengan subspesies lainnya, bentuk tubuh Harimau Jawa termasuk yang paling unik dan sexy.  Kepala harimau Jawa terlihat kecil untuk ukuran badannya yang agak besar, panjang dan ramping. Bentuk kepala juga lebih pipih dengan hidung yang sempit dan panjang.
Warna kepala kuning kemerahan gelap dengan sedikit surai yang tumbuh di dagu atau leher. Pipi di dominasi warna putih dengan 2 garis loreng berwarna kontras yang tebal. 

Leher Harimau Jawa terlihat lebih jenjang. Kaki agak panjang dengan ukuran telapak kaki yang sangat besar. Pola belang Harimau Jawa juga unik dibandingkan subspesies lainnya. Harimau Jawa memiliki jumlah belang yang paling banyak (dapat mencapai total lebih dari 100 garis belang per ekor). Bentuk belangnya juga sangat tipis dan panjang dengan jarak yang rapat terutama di bagian paha dan sekitarnya.

Anehnya lagi, belang Harimau Jawa hanya terkonsentrasi di bagian belakang tubuh. Saat mencapai bagian perut, garis belang tampak menghilang secara tiba-tiba. Setengah bagian perut hingga bagian depan pun terlihat lebih polos  dengan jumlah garis belang yang minim.
Bersambung-----------------------------------------------------------------------------------------------------------