Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang sakti bernama Joko pegadung yang
bertempat tinggal di Desa Gadung. Dikisahkan Joko Pegadung mempunyai dua orang saudara laki-laki. Keduanya bernama Joko Basawa dan Joko Medada. Mereka bertempat
tinggal di lereng gunung Kelud, di sebelah barat daya gunung Arjuna. Konon menurut cerita Joko Pegadung bersaudara tak dapat mati karena mereka mempunyai kesaktian yang bernama Aji Pancasona dan memiliki banyak Harimau sebagai hewan peliharaannya.
Karena kesaktian dan kebijaksanaannya Joko Pegadung
bersaudara sangat ditakuti dan dihormati oleh penduduk desa hingga wilayah Panjer. Joko Pegadung bersaudara sangatlah kaya raya. Harta benda mereka tak tehitung banyaknya hingga ribuan ekor ternak juga mereka miliki. Hewan hewan itu dibiarkan begitu saja lepas di dalam hutan rimba, tak seorang pun berani
mengusik atau mencuri ternak milik Jaka Pegadung bersaudara karena konon menurut cerita hewan-hewan ternak itu dijaga oleh kawanan harimau milik mereka.
Karena kekayaan dan kesaktiannya tentu banyak wanita yang ingin menjadi pendamping hidupnya. Dari sekian banyak wanita yang ingin diperistri olehnya Joko pegadung memilih seorang wanita cantik dari Desa Morangan. Mereka hidup bahagia hingga pada suatu saat dikisahkan Joko Pegadung bertengkar hebat dengan isterinya karena ada wanita lain didalam rumahnya. Tak terima dimadu isterinya pergi meningglakan
rumah dan kemudian pulang ke rumahnya orang tuanya di Desa Morangan.
Merasa bersalah kepada sang istri Joko pegadung kemudian menyusul isterinya ke rumah orang tuanya tetapi alangkah terkejutnya dia setelah tiba di rumah mertuanya ternyata rumah itu sepi. Maksud hati ingin mengajak sang istri kembali kerumahnya mulai menjadi kecurigaan yang dalam dihati Joko Pegadung. Dalam keadaan kesal dan tak karuan Joko Pegadung memutuskan untuk kembali kerumahnya, dalam perjalanan pulang ia putuskan untuk singgah di rumah temannya bernama singayeta di desa Prundung.
Ketika tiba di rumah Singanyeta nampaklah Singayeta sedang membunyikan Rebab (alat music tradisional Jawa yang mirip biola), sedang isteri Joko
Pegadung nampak duduk di sisi Singanyeta. Seketika itu juga Joko Pegadung bangkitlah kemarahannya tanpa tedeng aling aling ia segera menyeret Singanyeta lalu ditarik ke luar rumah. Nampak Singayeta berusaha menjelaskan situasi tersebut tetapi Joko Pegadung yang telah terbakar api cemburu tidak mempedulikannya.
Mereka lalu
bertarung mati-matian. Keduanya sama-sama saktinya. Ribuan jurus dan berbagai ilmu kesaktian telah mereka keluarkan namun pertarungan sengit yang berlangsung hingga berhari-hari itu nampak belum terlihat siapa yang kalah atau menang. Hingga suatu ketika Joko Pegadung berhasil mematahkan kaki Singayeta dan membantingnya ke tanah tetapi Singanyeta juga tak kalah gesit hingga dalam situasi genting tersebut dia berhasil menjabak rambut Joko Pegadung.
Rambut Joko Pegadung yang panjang berurai segera dililitkan oleh Singanyeta kesalah satu lengannya lalu dengan segenap tenaga yang tersisa ia pelintir hingga kepala Joko Pegadung terlepas dari badannya. Singanyeta ingat bahwa Joko pegadung mempunyai Aji Pancasona yaitu kesaktian yang membuat orang tidak bisa mati. Itulah
sebabnya, ketika kepala Joko Pegadung sudah terpisah dari badannya, kepala itu
dilemparkannya jauh-jauh hingaa sampai didaerah Singkal, yakni sebuah desa di
sebelah barat sungai Brantas. Akhirnya Joko Pegadung mati dan tak dapat hidup
lagi, sebab kepalanya terjatuh di sebelah barat sungai Brantas,sedangkan
badannya tergeletak di sebelah timur sungai Brantas.
Karena kehabisan darah akhirnya Singayetapun ikut binasa bersama Jok Pegadung Saudara Singanyeta yang bernama Joko Baya menahan napasnya sampai mati setelah
mendengar kabar bahwa Singanyeta tewas dalam pertempuran satu lawan satu melawan Joko Pegadung. Sedangkan saudara Joko
Pegadung yang bernama Joko Besawa dan Joko Medada juga melakukan bela pati setelah mendengar berita
bahwa kakaknya tewas dalam pertarungan itu.
Latar belakang kisah tersebut tetap menjadi bumbu yang sangat menarik hingga kini. Sedang hubungannnya dengan legenda Harimau dari Gunung Kelud karena disebabkan Joko Pegadung dan saudara-saudaranya memiliki banyak sekali peliharaan berupa harimau dan inti dari maksud sebenarnya adalah Joko Pegadung bersaudara dapat berubah rupa menjadi seekor harimau (harimau siluman). Ia adalah legenda dan guru dari para pendekar harimau atau dalam ilmu salin rupa ( ilmu mengubah diri manusia
menjadi harimau ). Demikian pula kedua orang adiknya.Murid-muridnya banyak
sekali. Mereka dapat pula mengubah diri mereka menjadi harimau.Harimau
jadi-jadian ini disebuat harimau gadungan.
Sampai sekarang Dukuh Gadungan masih
tetap bernama dukuh Gadungan.Dukuh ini terletak disebelah timur gunung
Kelud.Inilah asalmulanya ada harimau jadi-jadian atau harimau gadungan. Setelah
kejadian itu Joko Pegadung dan Singanyeta masing-masing dibuat patungnya.Sampai
sekarang patung Singanyeta dan Joko Pegadung masih ada.Juga sesajen Joko
Pegadung bersaudara, semuannya diletakkan di sanggar-sanggar desa
Gadungan,sampai saat ini masih ada.