Mungkin Bonita tidak sedigdaya Champawat. Champawat begitu elegan dan menggelegar mengguncang dunia. Apa Bedanya...?? Bedanya mungkin hanya terletak pada angka. Angka angka korban yang berjatuhan akibat keganasan sang raja memang sangat berbeda. Beda zaman dan waktu juga benar tetapi tetap pada ESSENSI YANG SAMA.
Yaitu sang Raja mengamuk karena adanya usaha untuk melenyapkan dirinya. Usaha pembunuhan yang gagal dan kemudian berakibat fatal bagi manusia lainnya akibat ulah segelintir manusia-manusia rakus yang mencoba untuk menguliti dirinya.
Bonita dan Champawat memang berbeda tetapi sama sama harimau. Harimau yang terluka akibat kekejaman segelintir manusia yang berusaha melenyapkan dirinya. Masihkah kita yang katanya mahluk paling cerdas dimuka bumi ini tidak mau belajar dari kisah Bonita dan Champawat. Bonita dan Champawat hanyalah sebagian kecil dari ribuan harimau yang mungkin saja bisa mengamuk akibat tekanan psikis yang luar biasa terhadap dirinya dan kelangsungan hidupnya.
Menarik bukan ternyata harimau juga bisa membalas dendam.. Bukan hanya manusia. Kisah para raja yang berbeda jaman dan korban-korbannya telah menjadi daya tarik tersendiri untuk kita pelajari. Para raja yang terluka lalu sembuh dari guratan luka lukanya kemudian menyerang balik sang pembunuh dan harus berakhir dengan pembunuhan akibat cap yang diletakkan diujung dahinya sebagai penyebar teror dan pembawa maut dari segelintir orang yang pernah mencobanya untuk membunuhnya.
Mungkin lain Champawat lain Bonita.. Akh..Masa iya..?? Bukankah sudah jelas..Mereka sama sama raja yang terluka dan selamat dari lukanya. Berkurangnya hutan serta daya jelajah akibat invansi besar besaran manusia di habitat mereka tetap tenggelam dalam teror berdarah yang ditimbulkan akibat luka luka maut yang dihadiahkan kepadanya.
Saya yaqin akan ada Bonita-Bonita lain yang lahir di Pulau Sumatra akibat terus tergerusnya lahan dan kekuasaan mereka. Akan lahir juga konflik konflik berdarah lainnya yang akan terus memakan korban jiwa para invader dikemudian hari apabila kita tetap tidak menyadari kerakusan kita sendiri.
Balada Bonita Pemberontakan Kecil Dari Hutan Sumatra.