Serangan harimau amur yang terluka akibat jebakan atau ulah manusia terjadi lagi pada bulan Januari tahun 2002. kali ini seorang pria diserang oleh seekor
harimau Siberia ketika ia sedang melintasi sebuah jalan di pegunungan terpencil dekat kota Hunchun Provinsi
Jilin, China yang secara geografis letaknya berdekatan dengan perbatasan Rusia dan Korea Utara. akibat serangan tersebut pria itu mengelaami cendra yang cukup serius namaun karena penanganan medis yang cepat dan tepat nyawa pria tersebut dapat diselamatkan.
Namun kejadian ini memiliki beberapa kejanggalan yang cukup spesifik dikarenkan secara histories harimau Siberia jarang sekali menyerang dan memangsa manusia. karena banyaknya kejanggalan dari pengakuan si korban akhirnya pihak berwenang setempat melakukan investigasi khusus atas penyerangan tersebut, dan hasilnya adalah bahwa pria tersebut adalah seorang pemburu liar yang dengan sengaja memancing kemarahan sang harimau dengan menjebaknya tetapi gagal dan sebaliknya dia malah mendapatkan serangan balik yang cukup brutal dari sang harimau.
Akibat ulah pemburu tersebut sang harimau tersebut masih nampak berkeliaran disekitar lokasi kejadian hingga pagi hari. Penampakan sang raja langsung menggegerkan warga sekitar dan segera melaporkannya kepada petugas berwenang setempat. Selain itu para penduduk juga saling berbagai informasi agar hati hati dan tidak mendekati areal tersebut. kejadian ini cukup mengkhawatirkan tetapi tidak dengan beberapa awak media lokal yang secara kebetulan berada di lokasi ini.
Para crew media mencoba untuk mencari keberadaan harimau lebih dekat lagi, mereka mengikuti petunjuk melalui jejak dan darah yang ditinggalkan harimau di atas salju di sekitar lokasi
serangan terjadi. karena penasaran mereka terus mengikuti jejak jejak berdarah tersebut hingga jarak lebih kurang 2.5 km, mereka berharap bisa
melihat sekaligus merekam moment langka tersebut. Usaha mereka nampaknya tak sia-sia, setelah sekian lama mengikuti jejaknya tiba-tiba sang harimau melesat
perlahan di depan mata mereka. Saat mencoba mendekat agar mendapatkan angel kamera yang lebih baik, tiba-tiba hewan tersebut berbalik arah dan dengan cepat menuju kearah mereka. Situasi yang tadinya tenang kini berubah menjadi sebuah kepanikan yang cukup mengerikan tetapi syukurnya mereka dapat selamat dari kejaran sang raja yang sedang terluka.
Mereka memang selamat tetapi tidak dengan seorang wanita muda yang kebetulan melintasi areal tersebut. Wanita malang tersebut tewas ditempat setelah mendapatkan beberapa cakaran dan gigitan maut yang menghujam tubuhnya berkali kali. Untuk mengantisipasi keadaan petugas mengevakusasi jenazah wanita tersebut dengan bantuan buldozer. Tak seberapa jauh dari mayat tersebut nampak sang harimau terbaring sekarat. Dilehernya terdapat luka jeratan yang cukup parah hingga membuatnya mengamuk membabi buta dan membunuh siapa saja yang ditemuinya. Malang bagi sang harimau dan juga wanita muda tersebut tetapi tidak bagi pemburu yang melukainya dia kelak akan menerima ganjaran yang tidak setimpal untuk perbuatannya yaitu dengan membayar penuh denda atas perilakunya kepada spesies yang terancam punah ditambah dua tahun hukuman di penjara. Setelah dibebaskan dari penjara, dia bekerja membersihkan hutan jerat tua, sebagai sarana penebus dosa dosanya kepada harimau dan wanita muda yang terbunuh akibat ulahnya menyakiti harimau.