Monday, 26 February 2018

Harimau Indochina ( Panthera Tigris Corbetti )


Harimau Indocina diperkirakan masih hidup bebas di wilayah di Myanmar, Thailand dan Laos, sementara ditempat lain belum tercatat lagi keberadaannya sejak tahun 1997. menurut data-data valid yang tersedia di beberapa negara endemik harimau Indocina seperti Kamboja, Vietnam dan Tiongkok dapat dipastikan sudah tidak ada lagi individu yang tersisa baik dialam liar maupun didalam penangkaran. Di Myanmar harimau indochina mendapatkan tempat yang cukup layak untuk melanjutkan eksistensi mereka. Keberadaan harimau dapat kita jumpai di Lembah Hukawng, Suaka Margasatwa Tamanthi dan di dalam dua wilayah kecil lainnya  di distrik Tanintharyi. sebelum masa sekarang ini harimau indochina sempat berkeliaran di areal Bukit Tenasserim yang merupakan daerah penting perkembang biakan alami harimau indochina, namun apa daya meningkatnya jumlah penduduk serta tuntutan keadaan ekonomi membuat penduduk melakukan banyak penebangan liar dan perburuan harimau secara berkala. 

Sementara di Thailand lebih dari separuh dari total populasi bertahan di komplek konservasi Western Forest  terutama di kawasan Suaka Margasatwa Huai Khaeng. Habitat ini terdiri dari hutan sub tropis dan subtropis lembab. Di Cina secara historis di provinsi Yunnan dan Kabupaten Mêdog di bagian barat daya negara itu, di mana harimau mungkin tidak dapat bertahan lagi hari ini.  Habitat harimau Indocina adalah hutan, padang rumput, pegunungan dan perbukitan namun secara spesifik mereka lebih menyukai hidup dihabitat hutan seperti hutan hujan tropis, hutan cemara, hutan gugur, hutan broadleaf kering tropis dan subtropis. Hewan ini bersikap sangat soliter hingga perilaku mereka sangat sulit untuk diamati dan dipelajari di alam liar, hanya sedikit saja pengetahuan tentang perilaku mereka yang dapat di kumpulkan oleh para ahli dan peneliti.

Mangsa utama hewan ini umumnya adalah mamalia liar berukuran sedang dan besar. Seperti rusa sambar, babi hutan, serow, dan banteng dan gaur remaja terdiri dari sebagian besar makanan harimau Indocina. Namun, di sebagian besar populasi hewan besar di Asia Tenggara telah benar-benar habis karena perburuan liar, mengakibatkan apa yang disebut "sindrom hutan kosong" - yaitu hutan yang terlihat utuh, namun sebagian besar satwa liar telah dieliminasi.  Beberapa spesies mangsa, seperti rusa kouprey dan Schomburgk, punah, dan Rusa Elder, babi hutan, dan kerbau liar hanya terdapat dibeberapa wilayah khusus. Dalam situasi seperti ini harimau dipaksa untuk hidup dengan mangsa yang lebih kecil, seperti rusa muntjac, landak, kera dan babi hutan. Mangsanya sendiri hampir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi karnivora besar seperti harimau, dan tidak cukup untuk reproduksi harimau. Faktor ini, yang dikombinasikan dengan perburuan harimau secara langsung untuk pengobatan tradisional Tiongkok, merupakan kontributor utama dalam keruntuhan harimau Indocina sepanjang jangkauannya.

Ancaman utama harimau Indocina adalah manusia. Manusia memburu harimau Indocina untuk memanfaatkan bagian tubuh mereka untuk hiasan dan berbagai obat tradisional Timur. Harimau Indocina juga menghadapi hilangnya habitat. Manusia merusak habitat alami mereka, mengembangkan lahan industri dan merusak komposisi tanah.  Meskipun ilegal, perdagangan bagian-bagian tubuh harimau di pasar gelap telah banyak memberikan keuntungan yang sangat besar. Meskipun ini melanggar hukum dan menjadi salah satu  profesi yang tidak disukai oleh sebagian masyarakat tetapi karena tuntutan kebutuhan hidup karena ekonomi yang pas pasan telah membuat mereka tetap nekat melakukannya.

Harimau adalah salah satu sub spesies hewan dengan kasta tertinggi di hampir semua system ekosistem hutan. Ketika predator puncak mengalami penurunan atau bahkan benar-benar musnah dari ekosistem akan ada konsekuensi serius dan tentunya akan menggangu semua system jaringan mata rantai makanan dan mengganggu berfungsinya ekosistem secara tepat. Mereka mengendalikan pertumbuhan dan penurunan populasi dan meningkatkan keanekaragaman spesies. Dari seluruh subspesies harimau, harimau Indocinalah yang paling sedikit terdapat didalam penangkaran dan kadang bukan merupakan bukan dari program pengembangbiakan yang tersitem dengan baik. Pada tahun 2007 terdapat 14 individu yang dikenali sebagai harimau Indocina berdasarkan analisis genetik 105 harimau yang ditangkap sebagai keperluan penelitian di 14 negara Asia.