Friday, 2 February 2018

Harimau Malaysia ( Pathera Tigris Jacksoni )

Memasuki abad 21 ini Harimau Malaya telah terdaftar sebagai salah satu satwa yang masuk dalam katagori Critically Endangered Spescies. Hal ini disebabkan dengan beberapa fakta fakta baru yang menunjukkan bahwa jumlah harimau malaya mungkin tak kurang dari 250 saja di alam liar dan terus menurun dalam satu generasi kebawahnya.

Populasinya terus menurun dari sekitar 3.000 ekor pada tahun 1950-an menjadi sekita 500 ekor saja pada era 1990-an dan jumlah ini terus menurun selama dekade awal abad 21 hingga sekarang ini dengan perkiraan angka harimau dialam bebas menjadi 250 sampai 340 ekor pada tahun 2013. 
Menurut Malaysia. Hal tersebut telah mengindikasikan penurunan jumlah yang cukup signifikan dengan presentase mencapai angka 25% dari generasi terakhir harimau malaya. 

Akibat konflik global antara harimau dan kepentingan industrial manusia maka habitat harimau telah menurun tajam dari lahan seluas 98.818 km2 sebelum tahun 1970-an menjadi 75.079 km2 pada tahun 1980-an dan menjadi 55.387 km2 pada tahun 2000-an. Penurunan ini terbilang sangat besar setiap memasuki satu dasarwarsa setiap kalender tahunan berganti.


Pada tahun 2005 yang lalu pemerintah Malaysia menugaskan Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditi untuk memulai program agresif untuk mengembangkan hutan tanaman di seluruh Malaysia. Indikasi ini akan mengakibatkan hilangnya sejumlah habitat harimau karena pemerintah Malaysia telah memulai perluasan program penanaman hutan komersial menjadi 3.750 km2 selama periode 15 tahun dari tahun 2006 sampai 2020 sambil memberikan pinjaman lunak dan insentif pembebasan pajak pada tahun 2009 yang lalu.

Angka angka penurunan bisa saja terus terjadi karena selain penyusutan habitat alaminya, harimau juga mengalami serangkaian terror pembunuhan untuk komersial. Perburuan dan perdagangan bagian bagian tubuh harimau masih terbilang cukup tinggi. Ancaman terhadap Harimau dari aktifitas perdagangan gelap di gambarkan secara gamblang melalui peristiwa sepanjang 2012  yang telah berhasil mewaskan setidaknya 22 ekor harimau Malaysia dan terbongkarnya sindikat Internasional perdagangan harimau. Tidak hanya itu otoritas setempat juga berhasil menemukan setidaknya 952 buah jerat harimau yang dipasang oleh para pemburu gelap dari berbagai penjuru dunia.

Selain ancaman hebat terhadap harimau ternyata situasi harimau juga tidak semakin baik di alam liar dengan hilangnya berbagai sumber makanan dan buruannya oleh aktifitas perburuan gelap. Menghilangnya sumber makanan seperti seperti Sambar Rusa, Bearded Pig Sus barbatus dan Banteng Bos javanicus. Diyakini akan semakin menghambat usaha usaha konservasi harimau itu sendiri karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penting yang harus mampu dipulihkan oleh badan otoritas setempat dan masyarakat dunia pada umumnya. 

Dengan angka perkiraan populasi antara 250-340 harimau dewasa pada dasawarasa terkahir ini serta berkurangnya basis mangsa dan hutan alami sebagai habitat harimau. Masyarakat telah meminta pemerintah untuk menetapkan atau mendirikan sebuah Badan Konservasi Harimau Nasional agar secara efektif mampu mengkoordiniir dan memantau pelaksanaan konservasi Harimau dengan profesional. Badan ini juga diharapkan dapat membuat keputusan eksekutif mengenai kebijakan, alokasi sumber daya, penegakan dan pengelolaan lahan yang sesuai untuk konservasi Harimau. Untuk saat ini, upaya anti-perburuan di daerah prioritas diperkuat oleh tim penegakan multi-badan, termasuk personil militer. 

Dari berbagai sumber.