Kucing Emas biasa di sebut Golden cat atau Fire cat, hewan
ini termasuk salah satu hewan yg ikut dikampanyekan untuk dicegah kepunahannya.
Kucing emas (Catopuma temminicki) merupakan salah satu dari tujuh jenis kucing
yang hidup di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Ciri utama dari
Kucing Emas adalah hampir seluruh tubuhnya berwarna cokelat ke emas-emasan
(sesuai namanya) tetapi ada juga yg berwarna abu-abu atau coklat tua.
Adalah jenis yang misterius dan sangat sulit di jumpai saat
ini, sedikit sekali pengetahuan mengenai perilaku dan ekologi kucing jenis ini,
termasuk populasi mereka di dalam kawasan. Pola hidup satwa ini belum diketahui
secara jelas tidak seperti jenis kucing hutan lainnya. Kucing emas ini hidup
tersebar dari daerah Tibet, Nepal, Cina, Burma, Thailand sampai Indocina,
Malaysia, Sumatera, dan juga Afrika.
Ciri-ciri lain dari kucing emas ini
memiliki berat rata-rata untuk ukuran kucing dewasa jenis tersebut sekitar 8–12
kg dengan panjang dari kepala sampai ekor mencapai 1,2 meter.
Sebagaimana saudaranya kucing kampung lainnya, binatang ini
kadang-kadang terlihat belang-belang tanpa menghilangkan warna spesifiknya.
Binatang ini agak panjang dibanding dengan kucing biasa dan tidak pernah
ditemui dengan warna hitam seluruhnya. Bagian belakang bundaran telinganya ada
garis hitam pendek.
Garis putih yang dibatasi warna putih terdapat di pipinya,
yang muncul dari sudut bagian dalam matanya. Bagian perutnya selalu berwarna
lebih terang dibanding bagian pinggulnya.
Kucing emas (Pardofelis Temminckii) adalah kucing misterius
dan sarat mitos dari belantara hutan sumatera. Misterus, lantaran kucing emas
sangat sulit ditemukan di habitat aslinya. Pola hidupmya belum banyak diketahui
dibanding jenis kucing hutan Indonesia lainnya.
Kucing emas yang misterius ini termasuk hewan langka yang
dikeramatkan oleh penduduk lokal.
Banyak mitos ghaib yang beredar dikalangan masyarakat lokal
mengenai kucing emas ini, seperti sebagai binatang bertuah, bagian tubuhnya
yang dapat dijadikan jimat, hingga menjadi penangkal teluh (santet). Mitos
berkenaan kucing emas ini justru membuat kucing hutan ini semakin langka.
Kucing emas oleh beberapa penduduk lokal kadang disebut
sebut sebagai ‘Harimau Kijang’, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan
Asiatic Golden Cat, Golden Cat, atau Temminck’s Cat. Nama latin hewan ini
adalah Pardofelis temminckii yang mempunyai sinonim Catopuma temminckii.
Diskripsi Fisik dan Perilaku. Kucing emas (Pardofelis
temminckii) berukuran sedang (dua atau tiga kali kucing peliharaan). Panjang
tubuh satwa ini berkisar antara 66-105 cm, dengan ekor sepanjang 40-57 cm, dan
tinggi bahu 56 cm, sedangkan beratnya antara 9-16 kg.
Warna bulu kucing emas (Asiatic Golden Cat) bervariasi,
mulai dari coklat keemas-emasan hingga coklat tua dan abu-abu. Pada pipinya
terdapat bulu putih. Sedangkan bulu bagian perutnya berwarna lebih terang dari
pada bagian punggung.
Kucing emas (Pardofelis temminckii) merupakan hewan
nokturnal meskipun terkadang juga beraktifitas di siang hari. Lebih menyukai
berburu dan berjalan di atas tanah ketimbang memanjat pohon, meskipun kemampuan
memanjat dan berjalan di atas pohon pun sangat baik. Dengan ukurannya yang
relatif besar, kucing emas mampu memangsa berbagai burung, tikus besar, reptil,
kambing, rusa muda hingga anak kerbau.