Monday, 11 February 2019

Elang Jawa


Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang yang menjadi salah satu satwa endemik di Pulau Jawa. Satwa ini sering dianggap sebagai penjelmaan hidup dari lambang negara Republik Indonesia, yaitu burung Garuda. Karena jumlahnya yang semakin sedikit di alam bebas maka sejak tahun 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.


Elang jawa berbobot sedang sampai besar, berpenampilan langsing dan memiliki panjang tubuh antara 60-70 cm dari ujung paruh hingga ujung ekor. Sang jantan memiliki Kepala berwarna coklat kemerahan dengan jambul yang tinggi menonjol  serta warna tengkuk coklat kekuningan yang terkadang tampak keemasan bila terkena sinar matahari secara langsung.

Jambul hitam dengan ujung putih, mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis-garis hitam membujur di tengahnya hingga ke arah dada. Gurat gurat hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat dan di sebelah bawahnya berubah menjadi pola garis rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki.  Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang tampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis.

Sang Betina bisa dikatakan memiliki ciri yang nyaris sama tetapi memiliki ukuran tubuh yang sedikit lebih besar dari jantannya. Iris mata berwarna kuning kadang kecoklatan sedang paruh agak kehitaman. Daging di pangkal paruh kekuningan dan jari kaki kekuningan. Sementara elang mudanya  memiliki ciri berbeda dengan elang dewasa yaitu kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.

Saat terbang, elang jawa sangat mirip dengan kerabat dekatnya yaitu elang brontok (Nisaetus cirrhatus) yang memiliki ciri khas terang, namun cenderung tampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.

1 comment:

  1. numpang share ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
    ReplyDelete

    ReplyDelete