Friday, 21 September 2018

Sepucuk Surat Dari Rimba Sumatra 2

Dear Friends. Apa kabar. Alhamdulillah pagi ini kami masih baik-baik saja disini.
Teman, pagi ini rimba Sumatra terlihat sangat hening, kabut dingin menyelemuti udara dengan segar, tanpa asap dan kebisingan alat-alat berat penghancur kelebatan Rimba. Adikku Maci masih tertidur, sedang ayah bundaku telah pergi mencari buruan untuk makan kami pagi ini.

Oh iya teman, pagi-pagi begini suasana rimba masih sangatlah menyenangkan, mentari yang malu- malu dibalik rimbun belukar tampak mengajak aku bermain-main dengan hangatnya, hmm andai suasana terus begini, tentu sangat menyenangkan sekali menjadi seekor Harimau.

Aku jadi teringat cerita ayah bundaku tentang rimba Sumatra ketika mereka masik kanak-kanak dahulu, rimba yang rapat, lebat dan damai. Tidak pernah terjadi kebakaran hutan kecuali penduduk desa yang berpindah lahan untuk menananam kebutuhan pangan mereka.

Alam dan manusia juga dengan kami para satwa nampak sangat harmonis dimana masing-masing diantara kami hanyalah menggunakan dan memanfatkan semua yang ada dengan keseimbangan perilaku yang dinamis.

Yaa kami tidak rakus dan tamak serta semena-mena menggerus semua yang ada di rimba ini. Alam telah menyediakan semuanya, kami para satwa dan mansuia menggunakannya seperlunya. Hatiku terbang melayang mendengar cerita ayah bundaku. Sungguh damai dan tenang rimba saat itu.

Ayah juga sering bercerita tentang dua pamanku yang gagah perkasa. Paman Harimau Jawa juga Paman Harimau Bali, wahh serunya jika ayah sedang mengingat masa muda bersama kedua pamanku itu. Belum lagi saudara-saudara ayah yang lain seperti Paman Kumbang dan Tutul tentu makin seru jika mereka sedang berkumpul bersama.

Ayah bilang Padaku jika paman Harimau Jawa itu tinggi besar lho, dia itu benar-benar gagah dan perkasa, ayah saja kalah besar dengan dia, wahh seperti apa yah wajah pamanku yang di Jawa itu, kadang aku penasaran sekali dan sangat ingin bertemu dengan Paman-Pamanku itu.  Uhhh tapi kapan ??

Jika mendengar cerita ayah tentang paman Harimau Jawa, bayanganku pasti ia lebih tampan dari ayah dan lebih sangar. Paman-paman dimana sih kalian? Mengapa kalian sombong sekali, memangnya paman tidak terasa apa jika kemenakanmu ini sangat ingin berjumpa dengan kalian. Uhh gemas aku...

Aku bosan hanya memndengar cerita tentang Paman Harimau Jawa dan Bali sebagai dongeng pengantar tidur yang sering ayah bunda ceritakan kepadaku. Aku Bosan Paman. he he he aku jadi geregetan sendirian nih teman-teman..

Ohhh iyaaa,  Jika teman-teman ada yang tahu tentang kabar paman-pamanku beri tahu kami yah, Wahhh aku akan sangat berterima kasih jika ada teman yang berbaik hati memberikan berita tentang mereka. 

Tolong ya teman, habis aku dan maci bosan dengar jawaban ayah dan ibu jika aku tanyakan kabar tentang kedua pamanku. Paling banter, kabar paling top cuma tentang paman Kumbang dan Tutul, uhhh bukannya aku tak suka dengan dua pamanku itu tapi aku masih sering berjumpa mereka teman, makanya aku tidak begitu penasaran.

Wahhh asiikkk ayah sudah pulang membawa buruan besar. Teman dilanjut lagi esok yah. Maci bangun dik ayah bawa rusa gemuk dan besar untuk kita.