Friday 21 September 2018

Renungan Sang Raja.

Tiger termenung melihat tempat bermain putra putrinya telah berubah menjadi kebun sawit, ia terdiam melihat tingkah manusia yang tidak peduli dengan ia dan keluarganya.
Sebenarnya ia terusik dan risau dengan keadaan ini. Ditatapnya dua wajah mungil nan lucu yaitu Macca dan Macci sepasang anaknya yang sedang tertidur pulas dipelukan istrinya Tigris. Matanya tajam menerawang waktu. Hmm mereka mengusik aku terus.

Hmm mereka mengusikku.. 'Aku masuk wilayah mereka, mereka ketakutan!! kawatir aku melukai anak istri dan ternak mereka.. Andai mereka sadar, sebenarnya itu wilayahku, tempat kalian tinggal adalah tempat bermain putra putriku, sadarkah aku bergerak dengan naluriku, aku tidak berfikir karena aku tidak memilikinya.. Satu hal yang paling aku tahu.. Aku butuh makan, butuh tempat untuk hidup.. Akupun sama seperti kalian.


Akupun memiliki masa depan, andai kalian juga berfikir bagaimana aku dan keturunanku. Mengapa kalian tidak mencoba berbagi dengan aku, "aku tahu kalian berakal dan sangat cerdas tetapi mengapa tidak bijak, andai kalian menjadi aku, "diburu, dicaci maki dan dibunuh karena cap kalian kepadaku sebagai pembunuh paling berbahaya serta hama bagi hewan ternak kalian. APA KALIAN BUKAN HAMA JUGA BAGI AKU DAN KETURUNANKU..

Ohh tuhan.. 'Sungguh aku tak berdaya, 'aku tahu banyak manusia diluar sana yang masih menyayangi aku dan keluargaku.. Tuhan gerakanlah hati mereka, satukanlah visi dan misi mereka, buka cara pandang, cara pikir serta emosi mereka dalam memandang masalah ini.. Aku tahu sehebat apapun usaha mereka diluar sana tetap tiada artinya jika tidak memiliki kekuatan dalam menghadapi kekuatan jahat yang akan membasmi aku. " 

Tuhan terima kasih atas kasih sayang-Mu aku memohon lindungilah kami dari kepunahan."